Sabtu, 14 Juli 2012

Aku Menghindarimu Karena Aku Mencintaimu

Berikut ini adalah segores catatan hatiku tentangnya, perasaan yang wujudnya tak terlihat tapi rasanya begitu menancap. Apakah perasaan ini akan tetap ada dan terus berlanjut? Entahlah,… tapi aku berharap ini akan sirna dan lenyap dengan seiring berjalannya waktu.
Cerita aku dan dia sebenarnya dimulai pada tahun lalu (2011). Biar kuceritrakan sepenggal kisah dalam perjalananku, sebua realita yang benar-benar terjadi.
Aku mulai mengenalnya ketika dia masih mahasiswi baru. Berawal ketika saya jadi kandidat calon ketua HMJ. Ketika tiba masa kampanye untuk calon ketua HMJ dan BEM, akupun masuk kekelasnya berdiri dihadapan dia dan para teman-teman sekelasnya untuk memperkenalkan diri menyampaikan visi misi dan program kerjaku, mungkin dari situ dia mulai mengenalku, tapi sebelum saya menyampaikan visi misiku terlebih dahulu saya mengedarkan sebua kertas untuk pengisian nama dan nomor contak mereka, tapi ini tidak bermaksud untuk yang macam-macam, ini hanya murni untuk kampanye, tujuannya untuk mengirimkan sms yang berbau kampanye kepada mereka. Akupun sering-sering mengirim sms kepada dia dan teman-temannya, berharap mereka mendukung dan memilih saya pada hari H nantinya.
Singkat cerita tibalah hari yang  ditunggu-tunggu yaitu hari penghitungan suara, hari yang mendebarkan buat aku, penghitungan suarapun dimulai, satu persatu suara dihitung hingga akhirnya samapai pada suara yang terakhir dan kesimpulannya ialah saya kalah dengan bedah tujuh suara. Aku sedikit berkecil hati dengan kekalahan ini, tapi ini tidak berlangsumg lama seiring karena teman-temanku berusaha untuk terus mensupport dan menyemangatiku.
Keesokan harinya, hpku berdering tanda ada pesan yang masuk “Kak tetap semangat.!! setidaknya kakak sudah menunjukkan jiwa kepemimpinannya” begitulah bunyi smsnya, “Iya,,, makasi de’” singkat saja jawaban smsku. Dengan sms itu aku merasa kembali kuat, sebenarnya aku tidak tahu siapa yang mengirim sms itu sehingga akupun apatis dan tidak peduli, akan tetapi tidak cuma sampai disitu, smsan ini terus berlanjut hingga sore hari dan mulai menanyakan identitas, kegiatan, kuliah, semua menjadi bahan obrolan menarik.
Saya makin dibuat penasaran olehnya, hatiku selalu bertanya-tanya siapakah sebenanrnya dia? Ingin cepat rasanya mengenal dia. Hingga akhirnya dia meminta nama facebook aku, dengan senang hati akupun memberikannya. Komunikasi kami berlanjut didunia maya, menanyakan hal-hal yang tidak penting tapi menjadi penting bagi kami hingga akhirnya kami saling mengenal. Sebenarnya sudah beberapa kali kumelihatnya tapi aku tidak tahu ternyata dialah orangnya.
Pertemuan perdana aku dengan dia setelah kami saling mengenal yaitu dikampus, setelah pertemuan itu ingin rasanya selalu melihatnya, wajahnya selalu terbayang-bayang dipikiranku, aku mulai merasakan ada yang aneh dengan perasaanku, benih-benih itu makin lama makin menggunda dihati, aku tidak mengerti kenapa perasaan ini hadir dan menaklukanku. Perasaan yang membuat hati penasaran. Perasaan ini sebelumnya sama sekali tidak perna aku rasakan separah ini. Aku tidak tahu asbabun nuzul dari perasaan ini. Kenapa perasaan ini hadir dengan sendirinya? Padahal ia tidak perna saya undang dan saya kehendaki. Mungkin inilah yang dinamakn cinta. ^_^
Perasaan inilah yang setiap hari bergejolak dalam hatiku hingga akhirnya aku sadar bahwa ini semua harus diakhiri,  Aku merasa terlalu hina untuk mendekap cinta itu. Aku terlalu bodoh untuk mengerti dan terlalu egois untuk memahami, tak seharusnya kutanam benih cinta itu dihatiku dihatinya, hingga kini lara yang harus ku tuai karena aku dan dia tak mungkin bersama lantaran kami masih dalam perjalanan mencari ilmu dikampus. AstaghfirullahMaafkan hamba Ya Rabb... Hamba begitu nista dalam menghadapi rasa ini. Hamba telah tertipu oleh nafsu syahwati, tak mampu menempatkan mana cinta yang sebenarnya. Maafkan hamba Ya Rabb…
Sungguh aku menyesal telah mengotori hatinya, telah membuat hatinya bimbang, aku telah melakukan kesalahan besar, tapi aku masih merasah beruntung karena aku tidak pernah berkata bahwa aku mencintainya, meskipun pernah terbesit dibenakku untuk mengatakan bahwa aku punya rasa akan dirinya.
Sekarang apa yang harus aku lakukan? Melupakannya? Puasa? Bersabar? Atau apa? Perasaan ini masih menggundah dan bergejolak dihati. Tak mampu rasanya aku menahan, bahkan dengan puasa. Melupakannya? Begitu berat kurasa. Telah coba kupadamkan gejolak hati tapi apa daya sabar terenggus gundah. Semangat puasa terkikis galau. Ah, aku benar-benar bingung. Jika mungkin, ingin kusegera meminangmu menjadi istriku. Namun itu semua tak mungkin. Melupakanmu, meninggalkanmu sepertinya hal terbaik. Namun itu beraaaaaat…!!!
Pada hari-hari selanjutnya, aku berusaha untuk tidak lagi berinteraksi dengan dia, aku harus menghindarinya, aku harus menebas habis perasaanku ini hingga ke akar-akarnya, karena aku takut kalau nantinya benih-benih perasaan ini tumbuh kembali.
Tapi disisi lain aku merasa bersalah ketika aku harus menjauhinya, karena membuat dirinya bertantanya-bertanya. Tapi biarlah, ini aku lakukan demi untuk menjaga hatiku dan hatinya. Itulah maksud dari judul diatas, aku menghindarimu karena aku mencintaimu. Cieeee…. Hem hem hemm…. hehehe  ^_^
Kutegaskan, aku tidak akan pacaran dengannya. Tidak juga menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman. Tidak, tidak, pokoknya tidak,,,!!! Aku tahu ada hijab antara aku dan dia, dan aku takkan mencoba melewati batasan itu.
Sebenarnya aku benci saat harus bertempur melawan pikiranku tentangnya. Aku benci, saat konsentrasiku terganggu karena bayangnya. Aku benci, saat hati ini bertanya, sedang apakah dirinya saat ini…? Sejuta pertanyaan, namun tidak satupun ada jawaban. Kenapa jadinya seperti ini? Haruskah begini? Bodoh sekali… andai ku bisa memilih untuk tidak memiliki rasa itu padanya. Bagiku ini sangat  menyebalkan. Huufff…… Adakah obatnya.??
Ya rabb,,, Engkau mengujiku dengan cara yang teramat indah. Aku akui, semua itu memang indah... meski juga menyakitkan buatku... Rabb, kumohon hentikan bayang-bayangnya yang senantiasa hadir... senyumnya, suaranya... dan segala tentangnya...
Mungkin… kisah ini akan kusesali suatu hari nanti. Kisah yang membuatku perih. Tapi biarlah, kuyakini kebesaran Allah, jika jodoh ia takkan pergi jauh. karena aku yakin seperti apa yang dikatakan oleh salah seorang sahabatku (Firsan Syaman) bahwa “Meskipun sebenarnya dia ada diujung timur dan kamu ada diujung barat kalau memangnya jodoh pasti Tuhan akan mempertemukanmu”. Jadi kesimpulannya sekarang, biar kuusaikan saja persinggahanku. Dan berlayar lagi mengarungi kehidupanku. 

Wahai Ukhty..
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Tak akan kubiarkan qolbumu menjadi retak, bahkan pecah
Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.
Maka biarlah.. Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku..
Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu, Demi kemuliaanmu..

Penulis: Muhammad Ghifari