Minggu, 04 November 2012

Masa-Masa Indah Di Pesantren


Minggu 4 Maret 2012 saya menyempatkan diri bersama teman-teman ke studio 21 Mp untuk menonton film Negeri 5 Menara. Film yang cukup mengnggugah hati dan mengingatkan saya kembali pada kenanganku dimasa-masa pesantren, tapi saya tidak akan membahas tentang film ini karena kita semua tahu tentang ceritanya,… ^_^
Pondok Pesantren Salafiyah Parappe. Yach,.. itulah nama dari pesanterenku yang berlokasi di Desa Parappe, Kec. Campalagian, Kab. Polman, Sulawesi Barat. Lokasi yang cukup jauh dari halaman tempat tinggalku (Maros, Sul-Sel). Disanalah aku menimbah ilmu selama tujuh tahun mulai dari tahun 2003 sampai 2010. Tempat aku menuntut ilmu yang menjadikan diriku hingga seperti sekarang ini,…
Pesantren yang punya ciri khas tersendiri sehingga berbeda dengan pesantren yang lain. Yaitu karena pesantren ini sangat jauh dari kemewahan, ketika banyak pesantren yang lain memakai seragam sekolah untuk masuk kelas, tapi aku dan teman-temanku hanya memakai sarungan, baju kokoh dan kopia masuk ke kelas untuk belajar. Bukan karena kami tidak mampu untuk membeli, akan tetapi karena itulah baju seragam yang ditetapkan di Pesantren kami. Ketika banyak Pesantren yang lain yang santrinya dengan memakai sepatu ke sekolah, tapi santri-santri Salafiyah hanya memakai sandal jepit berangkat ke sekolah. Saat banyak pesantren belajar dengan duduk dikursi dan meja yang lengkap, akan tetapi kami harus belajar dengan duduk melantai. Yach,… itulah gambaran sedikit dari pesantrenku, pesantren yang sangat tradisionalis yang menjungjung tinggih nilai-nilai budaya ulama Salaf.
Masih teringat ketika pertama kali menginjakan kaki di Pesantren. Hari-hari pertama menjalani kehidupan disana terasa sangat tertekan, harus shalat berjamaah, mengaji, sekolah diniyah, dzikiran, begitu banyak kegiatan yang tidak terbiasa bagiku, namun itu tak berlangsung lama karena suasana kebersamaan diantara para Santri membuat aku merasa nyaman dan semua itu merupakan kebaikan untuk diriku sendiri.   
Aku sadari, disanalah aku mengenal arti hidup, disanalah aku menemukan jati diriku, disanalah aku dibesarkan, disanalah kemampuanku diasah, dibina, dan dididik. Jasa-jasa itu tak akan aku lupakan. Bila terus aku ingat, kadang aku tertawa sendiri dengan tingkah dan tindakanku yang konyol, kadang aku bersedih karena sesuatu hal yang tak bisa kuceritakan disini, dan kadang aku merasa bangga dengan apa yang aku raih selama di pesantren. ( Hehehe,… So sweeettt ) ^_^  
Banyak kenangan yang tidak akan kulupakan semenjak aku mondok di Ponpes Salafiyah. Mulai dari pintu masuk, lapangan, kantin, kelas, asrama,mushallah, kolam mandi, rumah Nangguru, bahkan setiap sudutnya memilki banyak cerita. Banyak cerita yang membubuhi memori ingatanku. Banyak perbedaan, karakter, dan itu semua memberi banyak warna selama masa mondok di pesantren.
Dari berbagai penjuru santri yang mondok menyatu tanpa membedakan suku dan ras, makan bareng, tidur bareng, mandipun bareng juga. Aku kadang merindukan suasana itu, canda tawa, shalawat yang dinyanyikan bersama, kebersamaan, kekompakan, persahabatan, masa bandel dengan berkelahi, gaya ngajar ustadz dengan berbagai macam gaya. dari keras hingga lembut. ustadz-ustadz kami yang killer, yang baik, dan semua yang berkaitan dengan masa-masa di Pesantren.
Di sini aku kini berhenti sejenak mengingat kembali masa di Pesantren. Tak semuanya bisa kuingat, tapi setidaknya aku tahu bahwa pilihan untuk nyantri di Ponpes Salafiyah adalah pilihan yang tepat. Aku pun kembali mengucapkan syukur bahwa aku bangga pernah menjadi santri di Ponpes Salafiyah. Aku beruntung bisa bertemu dengan teman-teman semua disana. Kalian sudah mengajari aku tentang nilai-nilai kehidupan dan mewarnai sebuah tahapan penting dalam kehidupanku.
Aku hanya bisa berdoa untukmu, semoga Allah senantiasa memberikan yang terbaik untuk pesantren Salafiyah, semoga ustadz atau guru-guruku selalu dalam keadaan sehat dan diberikan kesabaran dalam mendidik santri-santrinya, dan juga para santri-santrinya semoga selalu bersemangat dalam menimbah ilmu sehingga kelak akan mengharumkan nama Salafiyah.
Kini saatnya aku mulai menentukan langkahku sendiri, hendak di bawa ke mana hidupku nantinya. Mudah-mudahan ilmu yang saya peroleh dari pesantren, itu menjadi barokah dan bisa saya aktualisasikan ketika hidup bermasyarakat nanti.
Terima kasih kuucapkan padamu  pesantrenku, engkau sangat berjasa padaku. Terima kasih kuucapkan  pada semua guru-guruku yang tulus dan ihklas mengajariku, ilmu yang berguna  selalu  dilimpahkan untuk bekalku nanti, setiap hariku  dibimbingnya agar supaya tumbuhlah bakatku nanti, jasa-jasamu akan ku ingat selalu…  Terima kasih kuucapkan pada semua teman-temanku, kakak-kakakku, adik-adikku, semuanya, yang selalu berbagi kasih sayang ditengah sepinya perhatian yang diberikan keluarga,… Terima kasih kuucapkan semoga Allah membalas kebaikan kalian semua,…
Spesial untuk kalian teman seangkatanku: Najamuddin yang sekarang di Surabaya, Alauddin juga yang sekarang di Surabaya, Firdaus di Jepara jawa barat, Tholib di sidogiri Jawa timur, Yusup di pare-pare, Asran di kendari, Takbir d Selayar, Yusran di Makassar, Saifuddin di Kalimantan, Sudirman, Hamdan, dan Muammar di Polman, dan Rusman yang masih mengabdikan dirinya di Salafiyah.
Aku hanya bisa berdoa untuk kalian semua, semoga kalian diberi nikmat sehat, dimanapun kalian berada. Semoga kalian sukses menjalani kehidupan kalian dengan segenap pilihan yang telah kalian buat bagi diri kalian pribadi. Selamat berjuang teman…!!! Semoga kalian sukses semua,…
Oh iyya,… Aku masih menyimpan satu mimpi tentang kalian. Aku ingin suatu hari nanti kita bersama-sama kembali ke Salafiyah. Sejenak kembali menguak suasana menakjubkan masa mondok. Kembali merasakan tidur di asrama walau hanya semalam. Shalat berjamaah di mushallah. Berangkat bersama untuk mengikuti pengajian Nanguru di Bonde ataupun di Pappang. Makan kandado bersama di tempat masak-masak.  Bermain bola maupun tenis meja di lapangan yang dulu setiap sore kita bermain. Sharing tentang berbagai hal yang telah kita jalani semenjak meninggalkan Salafiyah. Aku tahu sulit untuk mewujudkannya dan membawa kalian semua kembali, tetapi biarlah mimpi ini tetap aku pelihara karena aku percaya suatu hari nanti kita bisa melakukannya. 

I Love You Salafiyah…. Salafiyah best of the best,…!!!

Kamis, 23 Agustus 2012

Usia Ayah Bertambah,... ^_^


Hari ini, orang yang paling aku horamati merayakan hari lahirnya ke dunia. Tepatnya tanggal 23 agustus. Dia adalah sosok yang paling aku kagumi di dunia ini. Sosok pribadi yang menjadi panutan buat keluarga. Yach, dia adalah Ayah aku. Laki-laki yang nomor satu dalam hidupku. Laki-laki yang paling berharga dalam hidupku.
Sama sekali tidak ada pearayaan yang diadakan, karena memang sepanjang hidupnya ayah tidak pernah merayakan hari ulang tahunnya. bahkan mungkin hari ini ayah lupa kalau hari ini adalah hari jadinya.
Tapi meskipun seperti itu aku tetap mengucapkan selamat ulang tahun buat ayah tercinta dari anakmu ini,… mudah-mudahan diusia yang ke-50 ini ayah semakin sukses. Saya tidak punya hadia spesial buat ayah. Hanya doa yang bisa saya sematkan dalam setiap shalatku.  
Saya sangat senang dan bangga bisa punya Ayah seperti Ayah. Saya ingin Ayah dan juga Mama selalu ada di samping kami bertiga (Ghifar, Nadir, dan Muli). Hingga kami bertiga lulus kuliah, sampai sukses nantinya, hingga kami bertiga memulai hidup baru, dan fase-fase kehidupan yang selanjutnya... ^_^
Ayah adalah sosok yang sangat saya kagumi, semangat , kerja keras dan pantang mundur, juga kecerdasan beliau patutlah bagi saya untuk jadikan teladan.
Saya sangat senang kalau ayah lagi meberikan motivasi kepada kami anak-anaknya. Biasanya kalau ayah memotivasi kami, ayah selalu memulai dengan menceritakan masa lalunya semasa mudah, terutama disaat-saat Ayah melanjutkan pendidikannya diperguruan tinggi di AHN.
Waktu masih kuliah Ayah membiayai sendiri perkuliahannya karena kakek dan nenek hanyalah seorang penjual pisan dan sayur yang hasilnya hanya cukup untuk kebutuhan sehari-hari, bahkan terkadang tidak cukup, Sehingga memaksa ayah untuk mencari biaya sendiri untuk kuliahnya. Ayah pernah menjadi buruh bangunan, tukang bengkel, mendorong grobag killing, bahkan sampai jadi tukan cuci piring disebuah warung makan.
Ayah tidak pernah tinggal dirumah kost karena ayah tidak punya biaya untuk bayar kost. ayah hanya bisa nebeng dirumah ditempat bekerjanya. Berkali-kali ayah pindah tempat tinggal karena juga pindah bekerja atau karena merasa berat dengan tuan rumah sehingga mengharuskannya pindah.  
Itu hanya sepenggal kisah ayah dimasa mudahnya yang bisa saya ceritakan di blog ini. Sebenarnya masih banyak kisah ayah yang diceritakan ayah kepada saya, belum lagi cerita bagaimana ayah mendidik dan membesarkanku.
Dengan masa lalunya yang berat itu kini ayah sudah bisa tersenyaum dan menikmati hasil jeripaya.
Saya belajar banyak dari masa lalu ayah dari masa kanak-kanak hingga masa mudanya yang selalu diceritakan itu. Saya harus jadi pribadi tangguh seperti pribadi ayah, semangat, mandiri di masa muda. Aku ingin seperti ayah bahkan lebih,…..
Ayah selalu berpesan kepada kami anak-anaknya “bersakit-sakit dahulu, bersenag-senang kemudian” Pribahasa itu memang tidak asing lagi ditelinga kita dan bahkan mungkin teman-teman menganggapnya hanya pribahasa yang biasa-biasa saja, tapi bagi aku itu adalah pesan yang luar biasa yang selalu disampaikan oleh ayah.
Ayah,… Terima kasih telah menjaga dan mendidikku selama ini, Maafkan anakmu yang belum bisa sepenuhnya membalas kebaikanmu, Dengan kasih sayangmu kini aku mengerti semua, Segala yang kau berikan kini akan selalu kuingat. Sekali lagi selamat ulang tahun Ayah,...
Ayah,…. jaga diri Ayah baik-baik yach,...  jangan banyak makan nasi nanti gulanya kambu lagi, Jangan lupa kalau sudah tidak enak badan, minum vitamin Yach. Tetap semangat dan jaga kesehatan ayah.
Di hari ulang tahun ayah yang berbahagia ini ku do'akan
Ya Allah, aku meminta pada-Mu, berilah ayahku umur panjang dan rezeki yang barokah. Berilah kesehatan untuk ayahku, agar ayah dapat menemaniku hingga ajal mendekat, jauhkan lah ayah dari segala kesulitan, berilah ayah kemudahan di setiap langkah hidupnya, ampunilah segala dosa-dosa ayah, semoga ayah termasuk golongan orang-orang yang beriman di sisi-Mu. Amin ya Allah ya rabbal alamin..  


                                             Happy Birthday my Father,….^_^



Rabu, 15 Agustus 2012

I Love U Tafsir Hadits


Menjadi mahasiswa Tafsir Hadis tidak pernah aku bayangkan sebelumnya, karena sebenarnaya aku mendambakan jurusan yang lain (Tanpa menyebut nama jurusannya). Kuberlabuh dijurusan Tafsir Hadis setelah aku tidak lulus dijurusan dambaanku itu.
Jika dikatakan “Tafsir Hadis” adalah pelarian, mungkin juga itu benar. Karena “Tafsir Hadis” adalah pilihan terakhirku dan ternyata memang kebanyakan teman-temanku juga mengalami seperti itu.
Banyak pertanyaan yang terlintas dibenakku setela aku masuk dijurusan ini. Mau jadi apa aku setelah lulus dijurusan ini.? Apakah ada yang mau menerima ketika aku melamar kerja.? Bagaimana dengan masa depanku nantinya.? Sejuta pertanyaan yang tidak jelas jawabannya.   
Masih segar diingatan aku ketika kami diajar oleh Drs. Tasmin Tangangareng, M.Ag beliau mengajarkan Ilmu Kalam, yang ketika itu saya masih semester satu (Maba), Beliau berkata “Anda sebagai mahasiswa Tafsir Hadis seharusnya tidak boleh macam-macam, tidak boleh bertingkah seenaknya, karena anda senantiasa bergelut dengan al-Quran dan al-Hadits, makanya setiap langkah dan gerak-gerik anda haruslah sesuai dengan al-Quran dan al-Hadits”. Pernyataan beliau tersebut mengingatkan aku bahwa sungguh besar tanggung jawab yang harus aku pikul ketika menjadi mahasiswa Tafsir Hadis.   
Kini, sudah dua tahun aku habiskan waktu di “Tafsir Hadis”. Berbagai episode aku lalui bersama teman-teman di TH. Dan, empat semester sudah aku jalani dengan menyandang gelar mahasiswa jurusan “Tafsir Hadis”. Gelar yang cukup berat bagiku, karena, setiap kali aku mengenalkan diri dan menyebut bahwa aku adalah mahasiswa “Tafsir Hadis”, akan selalu ada binar kekaguman dari wajah orang-orang di hadapanku.
Wah, mantap..”, “Keren…”, atau “Banyak hafal hadis donk..??”… adalah sebagian kecil ekspresi kekaguman yang terlontar dari bibir mereka.
Entah apa yang membuat kekaguman itu terasa berlebihan buatku. Tapi yang pasti, mereka telah membuat aku bangga menjadi bagian dari “Tafsir Hadis”. Bangga, bukan berarti karna aku adalah bukti nyata kekaguman mereka. Tapi, karna mereka telah membuatku sadar bahwa memang ada orang-orang yang luar biasa di jurusan ini. Aku ingin dan akan terus bersama teman-teman di TH hingga waktuku berakhir di kampus ini. Belajar bersama mereka dan dari mereka.  
Lalu, apakah hal itu membuktikan bahwa “Tafsir Hadis” memang pilihan yang tepat bagi aku. Untuk yang terakhir kalinya, entahlah…  Aku tak tahu apakah Tafsir Hadis adalah pilihan yang tepat.???  Karena bagi aku sekarang, tak penting apapun jawabannya itu.
Yang paling penting sekarang, aku menikmati keberadaan aku disini. Aku bangga diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat sumber ajaran agama Islam dan semakin menyadari bahwa Islam adalah agama yang sempurna. Aku bahagia karena aku berada dilingkungan yang baik. Aku bersyukur karena aku dipertemukan dengan teman-teman yang pintar, yang cerdas, yang baik hati, yang shaleh/shaleh, pokoknya semuanya dech, hehehe…. ^_^
Terima kasih ya rabb… engkau telah menempatkanku dijurusan ini, aku yakin sengaja engakau menempatkan aku dijurusan ini karena disinilah nantinya aku akan berhasil, disinilah nantinya aku akan berproses untuk menemukan jati diriku. Aku yakin pemberianmu adalah yang terbaik buatku. Tidak akan kusia-siakan penberianmu ini ya rabb….
Amiin…

Sabtu, 14 Juli 2012

Aku Menghindarimu Karena Aku Mencintaimu

Berikut ini adalah segores catatan hatiku tentangnya, perasaan yang wujudnya tak terlihat tapi rasanya begitu menancap. Apakah perasaan ini akan tetap ada dan terus berlanjut? Entahlah,… tapi aku berharap ini akan sirna dan lenyap dengan seiring berjalannya waktu.
Cerita aku dan dia sebenarnya dimulai pada tahun lalu (2011). Biar kuceritrakan sepenggal kisah dalam perjalananku, sebua realita yang benar-benar terjadi.
Aku mulai mengenalnya ketika dia masih mahasiswi baru. Berawal ketika saya jadi kandidat calon ketua HMJ. Ketika tiba masa kampanye untuk calon ketua HMJ dan BEM, akupun masuk kekelasnya berdiri dihadapan dia dan para teman-teman sekelasnya untuk memperkenalkan diri menyampaikan visi misi dan program kerjaku, mungkin dari situ dia mulai mengenalku, tapi sebelum saya menyampaikan visi misiku terlebih dahulu saya mengedarkan sebua kertas untuk pengisian nama dan nomor contak mereka, tapi ini tidak bermaksud untuk yang macam-macam, ini hanya murni untuk kampanye, tujuannya untuk mengirimkan sms yang berbau kampanye kepada mereka. Akupun sering-sering mengirim sms kepada dia dan teman-temannya, berharap mereka mendukung dan memilih saya pada hari H nantinya.
Singkat cerita tibalah hari yang  ditunggu-tunggu yaitu hari penghitungan suara, hari yang mendebarkan buat aku, penghitungan suarapun dimulai, satu persatu suara dihitung hingga akhirnya samapai pada suara yang terakhir dan kesimpulannya ialah saya kalah dengan bedah tujuh suara. Aku sedikit berkecil hati dengan kekalahan ini, tapi ini tidak berlangsumg lama seiring karena teman-temanku berusaha untuk terus mensupport dan menyemangatiku.
Keesokan harinya, hpku berdering tanda ada pesan yang masuk “Kak tetap semangat.!! setidaknya kakak sudah menunjukkan jiwa kepemimpinannya” begitulah bunyi smsnya, “Iya,,, makasi de’” singkat saja jawaban smsku. Dengan sms itu aku merasa kembali kuat, sebenarnya aku tidak tahu siapa yang mengirim sms itu sehingga akupun apatis dan tidak peduli, akan tetapi tidak cuma sampai disitu, smsan ini terus berlanjut hingga sore hari dan mulai menanyakan identitas, kegiatan, kuliah, semua menjadi bahan obrolan menarik.
Saya makin dibuat penasaran olehnya, hatiku selalu bertanya-tanya siapakah sebenanrnya dia? Ingin cepat rasanya mengenal dia. Hingga akhirnya dia meminta nama facebook aku, dengan senang hati akupun memberikannya. Komunikasi kami berlanjut didunia maya, menanyakan hal-hal yang tidak penting tapi menjadi penting bagi kami hingga akhirnya kami saling mengenal. Sebenarnya sudah beberapa kali kumelihatnya tapi aku tidak tahu ternyata dialah orangnya.
Pertemuan perdana aku dengan dia setelah kami saling mengenal yaitu dikampus, setelah pertemuan itu ingin rasanya selalu melihatnya, wajahnya selalu terbayang-bayang dipikiranku, aku mulai merasakan ada yang aneh dengan perasaanku, benih-benih itu makin lama makin menggunda dihati, aku tidak mengerti kenapa perasaan ini hadir dan menaklukanku. Perasaan yang membuat hati penasaran. Perasaan ini sebelumnya sama sekali tidak perna aku rasakan separah ini. Aku tidak tahu asbabun nuzul dari perasaan ini. Kenapa perasaan ini hadir dengan sendirinya? Padahal ia tidak perna saya undang dan saya kehendaki. Mungkin inilah yang dinamakn cinta. ^_^
Perasaan inilah yang setiap hari bergejolak dalam hatiku hingga akhirnya aku sadar bahwa ini semua harus diakhiri,  Aku merasa terlalu hina untuk mendekap cinta itu. Aku terlalu bodoh untuk mengerti dan terlalu egois untuk memahami, tak seharusnya kutanam benih cinta itu dihatiku dihatinya, hingga kini lara yang harus ku tuai karena aku dan dia tak mungkin bersama lantaran kami masih dalam perjalanan mencari ilmu dikampus. AstaghfirullahMaafkan hamba Ya Rabb... Hamba begitu nista dalam menghadapi rasa ini. Hamba telah tertipu oleh nafsu syahwati, tak mampu menempatkan mana cinta yang sebenarnya. Maafkan hamba Ya Rabb…
Sungguh aku menyesal telah mengotori hatinya, telah membuat hatinya bimbang, aku telah melakukan kesalahan besar, tapi aku masih merasah beruntung karena aku tidak pernah berkata bahwa aku mencintainya, meskipun pernah terbesit dibenakku untuk mengatakan bahwa aku punya rasa akan dirinya.
Sekarang apa yang harus aku lakukan? Melupakannya? Puasa? Bersabar? Atau apa? Perasaan ini masih menggundah dan bergejolak dihati. Tak mampu rasanya aku menahan, bahkan dengan puasa. Melupakannya? Begitu berat kurasa. Telah coba kupadamkan gejolak hati tapi apa daya sabar terenggus gundah. Semangat puasa terkikis galau. Ah, aku benar-benar bingung. Jika mungkin, ingin kusegera meminangmu menjadi istriku. Namun itu semua tak mungkin. Melupakanmu, meninggalkanmu sepertinya hal terbaik. Namun itu beraaaaaat…!!!
Pada hari-hari selanjutnya, aku berusaha untuk tidak lagi berinteraksi dengan dia, aku harus menghindarinya, aku harus menebas habis perasaanku ini hingga ke akar-akarnya, karena aku takut kalau nantinya benih-benih perasaan ini tumbuh kembali.
Tapi disisi lain aku merasa bersalah ketika aku harus menjauhinya, karena membuat dirinya bertantanya-bertanya. Tapi biarlah, ini aku lakukan demi untuk menjaga hatiku dan hatinya. Itulah maksud dari judul diatas, aku menghindarimu karena aku mencintaimu. Cieeee…. Hem hem hemm…. hehehe  ^_^
Kutegaskan, aku tidak akan pacaran dengannya. Tidak juga menjalin suatu hubungan yang lebih dari sekedar teman. Tidak, tidak, pokoknya tidak,,,!!! Aku tahu ada hijab antara aku dan dia, dan aku takkan mencoba melewati batasan itu.
Sebenarnya aku benci saat harus bertempur melawan pikiranku tentangnya. Aku benci, saat konsentrasiku terganggu karena bayangnya. Aku benci, saat hati ini bertanya, sedang apakah dirinya saat ini…? Sejuta pertanyaan, namun tidak satupun ada jawaban. Kenapa jadinya seperti ini? Haruskah begini? Bodoh sekali… andai ku bisa memilih untuk tidak memiliki rasa itu padanya. Bagiku ini sangat  menyebalkan. Huufff…… Adakah obatnya.??
Ya rabb,,, Engkau mengujiku dengan cara yang teramat indah. Aku akui, semua itu memang indah... meski juga menyakitkan buatku... Rabb, kumohon hentikan bayang-bayangnya yang senantiasa hadir... senyumnya, suaranya... dan segala tentangnya...
Mungkin… kisah ini akan kusesali suatu hari nanti. Kisah yang membuatku perih. Tapi biarlah, kuyakini kebesaran Allah, jika jodoh ia takkan pergi jauh. karena aku yakin seperti apa yang dikatakan oleh salah seorang sahabatku (Firsan Syaman) bahwa “Meskipun sebenarnya dia ada diujung timur dan kamu ada diujung barat kalau memangnya jodoh pasti Tuhan akan mempertemukanmu”. Jadi kesimpulannya sekarang, biar kuusaikan saja persinggahanku. Dan berlayar lagi mengarungi kehidupanku. 

Wahai Ukhty..
Karena aku mencintaimu, maka aku ingin menjagamu
Karena aku mencintaimu, aku tak ingin terlalu dekat denganmu
Tak akan kubiarkan qolbumu menjadi retak, bahkan pecah
Karena cinta ini,
Ku tak ingin mengusik ketentraman batinmu,
Ku tak ingin membuatmu simpati dan kagum,
Atau pun menaruh harap padaku.
Maka biarlah.. Aku bersikap tegas padamu,
Biarlah aku seolah acuh tak memperhatikanmu,
Biarkan aku bersikap dingin,
Tidak mengapa kau tidak menyukai aku,
Bahkan membenciku sekali pun, tidak masalah bagiku..
Semua itu karena aku mencintaimu,
Demi keselamatanmu, Demi kemuliaanmu..

Penulis: Muhammad Ghifari 

Jumat, 29 Juni 2012

Tambah Usia,. Tambah Cintaku kepada-Mu...

فَبِأَيِّءَالَاءِ رَبِّكُمَا تُكَذِّبَانِ
Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan
Tiga belas hari yang lalu tepatnya pada tanggal 17 juni 2012 Alhamdulillah Allah sudah memberikan waktu kepada saya selama 21tahun untuk hidup dibumi-Nya.
Ucapan doa dan selamat pun mengalir dari teman-teman terutama lewat kronologi facebookku sehingga saya pun tidak bisa membalasnya satu persatu ucapan doa dan selamat mereka, itu menunjukkan mereka juga ikut bahagia melihat saya diberikan nikmat umur oleh sang Khaliq.
Sama sekali tidak ada perayaan yang istimewa yang saya adakan untuk memperingati hari kejadianku ini, pada hari itu kegiatan saya hanya direct selling bersama teman-teman pengurus KAMMI dan LDK di kecamatan Tallo, kota Makassar. Pada hal kata sebahagian orang, hari kelahiran adalah hari yang membahagiakan dan perlu untuk dirayakan karena menunjukkan bahwa kita semakin beranjak dewasa.
Tapi bagi saya, bagaimana mungkin saya merayakannya dimana jatah umurku semakin berkurang, dan semakin bertambah tahun-tahun yang harus saya pertanggung  jawabkan nantinya dihadapan Tuhan.
Lalu,...
Apa yang sudah aku lakukan untuk agama ini..
?
untuk negara ini..?
untuk kedua orang tuaku..?
untuk saudara-saudariku..?
untuk teman-temanku..?
Sudah siapkah saya mempertanggung  jawabkan dihadapan-Nya atas banyaknya waktu yang telah diberikan kepadaku..?
Itulah pertanyaan-pertanyaan yang terlintas dan berputar-putar dibenakku, dan saya merenungi jawabnya..?
Bingung untuk berkata, karena saya tersadar kalau jawabanya semua adalah tidak ada, saya tidak tahu, saya merasah bersalah, saya baru tersadar kalau ternyata selama ini umur ini saya sia-siakan saja... Huufff.... 
Kadang-kala saya bermimpi untuk mengulangi episode kehidupanku mulai dari masa kecil untuk memperbaiki kecacatan-kecacatan suram kehidupan saya dimasa lalu, tapi itu hanya sekedar mimpi dan mustahil bisa dilakukan.  Ya Rabb... Ampuni hamba yang masih sering lalai atas waktu yang telah engkau berikan .
Kedepannya semoga tidak ada lagi waktumu yang saya sia-siakan, semuanya dari-Mu dan hanya bersama untuk-Mu.
Baca Novel..? Tidak lagi..
Dengar lagu-lagu yang mematikan hati..? Alhamdulillah Mp3 lagunya sudah dihapus semua kecuali yang ada dilaptop
Film korea..? tidak lagi kecuali kalau betul-betul tidak ada kegitan... hehehe....
Nonton bola..? Hmmm kalau sendiri tidak sich... tpi kalau ada yang temani nonton juga...Kwkwkw
Facebook nich..? Masih hobby... Semoga bukan kesia-siaan...
Ya Allah,.. Engkau menciptakan hamba dengan bentuk yang sebaik-baiknya dan Engkau pula yang akan membuatku menjadi serendah-rendahnya.
Ya Allah,.. terima kasih untuk setiap hadiah yang Engkau selalu memberiku setiap hari. Mulai dari umur, nafas, sehat, terlebih-lebih lagi hadiah Iman dalam hati.
Ya Allah,.. telah banyak rencana, cita-cita dan inginku. Namun sering waktu melemahkan tekad itu..
Semoga tahun ini menjadi tahun terbaik untuk kesadaranku.
Ya Rabb,... ampuni hamba yang masih tak pandai bersyukur, Namun semoga hamba tak termasuk orang-orang yang kufur.
Hari ini, saya hanya ingin berdoa jadikn hamba seperti yang Engkau ketahui dalam hatiku, bantu hamba bermetamorfosis dari ulat yang menjijikkan menjadi kupu-kupu yang indah menawan.
Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)” (QS.Ibrahim:41)
Aamiin Allahumma Aamiin,...


Ditulis pada hari Rabu 27 Juni 2012 seusai menghadiri Talkshow kepenulisan bersama Kak Mayyadah,.. Mumpun lagi masih semangat setelah dimotivasi oleh kak Mayadah,... Hehehehe........ ^_^

Penulis: Muhammad Ghifari