Menjadi mahasiswa Tafsir Hadis tidak pernah aku
bayangkan sebelumnya, karena sebenarnaya aku mendambakan jurusan yang lain
(Tanpa menyebut nama jurusannya). Kuberlabuh dijurusan Tafsir Hadis setelah aku
tidak lulus dijurusan dambaanku itu.
Jika dikatakan “Tafsir Hadis” adalah pelarian,
mungkin juga itu benar. Karena “Tafsir Hadis” adalah pilihan terakhirku dan
ternyata memang kebanyakan teman-temanku juga mengalami seperti itu.
Banyak pertanyaan yang terlintas dibenakku setela
aku masuk dijurusan ini. Mau
jadi apa aku setelah lulus dijurusan ini.?
Apakah ada yang mau menerima ketika aku
melamar kerja.? Bagaimana dengan masa depanku nantinya.? Sejuta pertanyaan yang tidak jelas
jawabannya.
Masih segar diingatan aku ketika kami diajar oleh Drs. Tasmin Tangangareng, M.Ag beliau mengajarkan Ilmu
Kalam, yang ketika itu saya masih
semester satu (Maba), Beliau berkata “Anda
sebagai mahasiswa Tafsir Hadis seharusnya tidak boleh macam-macam, tidak boleh
bertingkah seenaknya, karena anda senantiasa bergelut dengan al-Quran dan
al-Hadits, makanya setiap langkah dan gerak-gerik anda haruslah sesuai dengan
al-Quran dan al-Hadits”. Pernyataan
beliau tersebut mengingatkan aku bahwa sungguh besar tanggung jawab yang harus aku
pikul ketika menjadi mahasiswa Tafsir Hadis.
Kini, sudah dua tahun aku habiskan waktu di “Tafsir
Hadis”. Berbagai episode aku lalui bersama teman-teman di TH. Dan, empat
semester sudah aku jalani dengan menyandang gelar mahasiswa jurusan “Tafsir Hadis”.
Gelar yang cukup berat bagiku, karena, setiap kali aku mengenalkan diri dan
menyebut bahwa aku adalah mahasiswa “Tafsir Hadis”, akan selalu ada binar
kekaguman dari wajah orang-orang di hadapanku.
“Wah,
mantap..”, “Keren…”, atau “Banyak
hafal hadis donk..??”… adalah
sebagian kecil ekspresi kekaguman yang terlontar dari bibir mereka.
Entah apa yang membuat kekaguman itu terasa
berlebihan buatku. Tapi yang pasti, mereka telah membuat aku bangga menjadi
bagian dari “Tafsir Hadis”. Bangga, bukan berarti karna aku adalah bukti nyata
kekaguman mereka. Tapi, karna mereka telah membuatku sadar bahwa memang ada
orang-orang yang luar biasa di jurusan ini. Aku ingin dan akan terus bersama
teman-teman di TH hingga waktuku berakhir di kampus ini. Belajar bersama mereka
dan dari mereka.
Lalu, apakah hal itu membuktikan bahwa “Tafsir
Hadis” memang pilihan yang tepat bagi aku. Untuk yang terakhir kalinya,
entahlah… Aku tak tahu apakah Tafsir
Hadis adalah pilihan yang tepat.??? Karena
bagi aku sekarang, tak penting apapun jawabannya itu.
Yang paling penting sekarang, aku menikmati
keberadaan aku disini. Aku bangga diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat
sumber ajaran agama Islam dan semakin menyadari bahwa Islam adalah agama yang
sempurna. Aku bahagia karena aku berada dilingkungan yang baik. Aku bersyukur
karena aku dipertemukan dengan teman-teman yang pintar, yang cerdas, yang baik
hati, yang shaleh/shaleh, pokoknya semuanya dech, hehehe…. ^_^
Terima kasih ya rabb… engkau telah menempatkanku
dijurusan ini, aku yakin sengaja engakau menempatkan aku dijurusan ini karena
disinilah nantinya aku akan berhasil, disinilah nantinya aku akan berproses
untuk menemukan jati diriku. Aku yakin pemberianmu adalah yang terbaik buatku.
Tidak akan kusia-siakan penberianmu ini ya rabb….
Amiin…
Hmmmm,,,, Tafsir Hadis jg...
BalasHapusKampus mana?
Gabung di FKMTHI (Forum Komunikasi Mahasiswa Tafsir Hadis Indonesia)nggak???????
Iya Tafsir Hadis UIN Alauddin Makassar...
BalasHapusSaya gabung jg di FKMTHI..
kalau anti,.. Tafsir Hadis kampus mana?
Oh, Makassar...
BalasHapusHmm, sy di IAIN Antasari Banjarmasin..
Salam TeHa ^,^
Salam,...
HapusTafsir hadis yang diteskan apa aja kak?
BalasHapusTafsir hadis yang diteskan apa aja kak?
BalasHapusinsyaallah ana masih calon
BalasHapusKlo masuk jurusan itu di tesnya apa aja ka
BalasHapusSemoga tahun ini, aamiin.
BalasHapusDosen ilmu Kalam saya juga bilang mahasiswa Ushuluddin harus menonjol akhlaknya apalagi mahasiswa jurusan Ilmu Al-Qur'an dan Tafsir.
BalasHapus