Senin, 13 Januari 2014

Harapan Untuk Pemilma UIN



Tahun politik 2014 rupanya tak hanya jadi panggung bagi para calon presiden dan anggota legislatif yang berebut kursi kepemimpinan nasional dan daerah. Di saat yang hampir bersamaan, sejumlah kampus juga memiliki tradisi pesta demokrasinya sendiri. Di UIN Alauddin Makassara sendiri puncak pesta demokrasi direncanakan digelar pada 16 Januari 2014. Namun medan pertarungan dan kampanye sudah dimulai jauh hari.

PEMILMA (Pemilihan Mahasiswa), salah satu hajatan rutin setiap tahunnya yang diadakan kampus UIN Alauddin Makassar untuk memilih satu perwakilan mahasiswa sebagai presiden mahasiswa (presma), pemimpin BEM UIN. Awal tahun 2014 menjadi momen yang istimewa dengan adanya persiapan – persiapan yang dilakukan oleh masing–masing kandidat calon presiden juga berbagai persiapan yang dilakukan oleh Lembaga Penyelenggara Pemila (LPP) untuk menyukseskan Pemilma dan puncaaknya tiba pada 16 januari 2014.
Pada hiruk-pikuk kampanye para calon Presma UIN, pada kasak-kusuk tim sukses, pada perang spanduk, liflet dan baliho di taman dan di tembok Fakultas, apa sebenarnya yang hendak diungkapkan? Mungkin penegasan, mungkin keinginan untuk unjuk kemampuan, mungkin pula hanya sebuah gombalan. Sebab, ini adalah kesempatan langkah yang hanya diadakan sekali dalam setahun. Apa sesungguhnya yang terjadi  dibalik gemuruh politik disekitar suksesi Presma itu? Adakah sebuah struktur di alam bawah-sadar warga “UIN Alauddin Makassar” ini bergerak dan pada urutannya menguasai alam-pikiran dan mobilitas mereka agar memilih calon Presma secara otonom? Adakah pilihan mereka berdasar pada pertimbangan rasional dan visioner dan tidak dibawah tekanan serta “janji” muluk calon tertentu dengan aroma pragmatisme yang demikian kental?
Bagi kita, yang terpenting sesungguhnya tidak semata terletak pada siapa yang bakal terpilih jadi Presma.
Tetapi lebih kepada: gagasan besar apa yang bakal diusung oleh Presma terpilih, berikut gebrakan-gebrakan baru apa yang akan ditawarkan agar kelak relevan dengan gerak evolusioner visi misi UIN Alauddin Makassar. Sebab bagi kita Presma bukan saja sebagai top manager dan top leader yang pandai beretorika dalam menyampaikan pidatonya akan tetapi yang terpenting adalah Presma sebagai wajah dan corong dari paradigm berfikir dominan sebuah Kampus.
Dengan begitu, subtansi sebuah Kampus sesungguhnya tidak terletak pada banyaknya mahasiswanya akan tetapi lebih kepada seberap ajauh kemajuan intelektual dan moralitas mahasiswanya.
Dari tahun ketahun, dari pergantian Presma yang satu ke Presma selanjutnya, UIN Alauddin Makassar belum bisa menunjukkan eksistensinya sebagai kampus yang mampu mengungguli kampus-kampus lainnya utamanya yang ada di Makassar baik dari segi intelektulnya, moraliatsnya, spritualnya dan lain-lain. Oleh karena itu harapan besar tercurahkan kepada Presma terpilih nantinya, apakah  mampu membawa UIN Alauddin Makassar kearah yang lebih baik lagi.
Berkaitan dengan upaya perubahan paradigm inilah, UIN AM kedepan memerlukan sosok Presma yang tidak sekedar memiliki keterampilan managerial yang baik dan kemampuan networking yang tinggih tetapi juga, dan lebih penting lagi, memiliki wawasan akademik yang luas dan paradigm pengembangan kampus yang jelas dan konsisten menekankan pentingnya aspek-aspek yang bersifat mental, intelektuldan spiritual.
Kita berharap tentunya, semoga Pemilma di UIN Alauddin Makassar  ini menjadi lebih baik dan menghasilkan para intelek yang profesional dan mengayomi mahasiswa yang lain. 
Dengan pemilihan tahun ini menjadikan nama baik UIN bukan malah memberi dampak buruk, siapa pun yang terpilih nanti hendaknya menjalankan amanah dan tugas ini dengan ikhlas dan siapa yang kalah hendaknya berjiwa besar, karena kita semua adalah sang pemenang.

Sabtu, 02 Maret 2013

Dosen-dosen Hebat ku

Beruntung saya menjadi bagian dari mahasiswa UIN Alauddin Makassar. Disana, saya bertemu dengan orang-orang hebat yang sangat menginspirasi saya. Sosok yang setiap harinya berdiri di depan kelas menyampaikan materi kuliah yang luar biasa. Pahlawan-pahlawan yang senantiasa memacu hidupku untuk naik tahap demi setahap sampai ke puncak.Yah, mereka adalah dosen-dosen ku.
Dosen merupakan bahagian yang teristimewa yang saya miliki sehingga menjadi bagian alasan perjuanganku saat ini. Saya yakin mereka adalah mahkluk yang dimuliakan oleh sang khaliq. Oleh karena itu untuk kali ini saya akan menuliskan tentang dosen-dosenku yang senantiasa saya jadikan inspirasi, berikut ini adalah dosen-dosen terhebat yang saya kagumi:
 
Wahyuddin Halim
Pertama kali saya menegenal beliau yaitu pada saat saya masih mahasiswa baru yang ketika itu beliau membawakan sebuah materi kuliah umum untuk semua mahasiswa baru tentang bagaimana kiat-kiat sukses belajar di perguruan tinggi. Sungguh saya dibuat terpesona oleh beliau. Bagaimana tidak? Rasanya saya bertemu dengan sosok yang mampu menjawab semua kegalauan-kegalauan saya semenjak ketika masuk menginjakkan kaki di kampus. Beliau memberikan pencerahan-pencerahan yang sangat berharga sehingga saya menjadi terdorong untuk merubah pola hidupku kearah yang lebih baik lagi. Beliau memang adalah seorang dosen sekaligus sebagai motivator yang mampu memotivasi saya, pokonya beliau tidak kalah deh dengan Mario Teguh. He he he ^_^   
Kekaguman saya kepada beliau tidak hanya sekedar karena beliau itu adalah seorang motivator akan tetapi karena beliau juga kaya akan berbagai ilmu pengetahuan. Beliau bagaikan buku berjalan yang selalu memberikan sinar ilmunya kepada semua orang. Beliau memang dosen yang cerdas dan diakui oleh banyak mahasiswanya, terbukti beliau telah berhasil melintasi dunia untuk menutut ilmu. Amerika, Kanada, Australia dan entah negeri mana lagi yang telah beliau jelajahi. Salut untuk pak Wahyuddin Halim,…

Qasim Mathar
Nama lengkap beliau adalah Prof. Dr. H. M Qasim Mathar. Beliau sebagai guru besar Fakultas Ushuluddin dan Filsafat. Beliau juga termasuk dosen yang sangat saya kagumi. Saya kagum akan kecerdasan beliau karena memang beliau adalah sosok pemikir yang cerdas dan berwawasan luas, itu terlihat dari seringnya beliau diundang untuk menjadi pembicara diberbagai forum-forum diskusi baik yang diadakan oleh mahasiswa, forum kajian Islam, stasiun telvisi lokal dan berbagai diskusi-diskusi lainnya.
Walau saya tidak pernah diajar langsung oleh beliau karena saya ada di jurusan tafsir hadis sedangkan beliau itu adalah dosen di jurusan filsafat akan tetapi itu tidak mengurangi rasa semangat saya bertemu dengan beliau untuk menerima materi-materinya. Seringkali saya mengahadiri seminar-seminar  yang pematerinya adalah beliau karena ada-ada saja hal yang baru yang beliau sampaikan meskipun kerap kali juga menimbulkan kontroversial sehingga tidak mengherangkan jikalau banyak juga yang tidak menyukainya karena pemikiran-pemikirannya yang dianggap telah melenceng dari akhidah bahkan yang lebih parah lagi sudah ada salah satu ormas Islam di Sul-sel yang telah menfonis beliau keluar dari agama Islam alias murtad, akan tetapi meskipun demikian adanya tidak menghalangi saya untuk tetap mengagumi beliau. Salut untuk beliau akan kejujurannya dalam menyampaikan isi pikirannya meskipun terkadang ekstrim dan kontroversi sehingga kita pun dibuat berpikir keras dan memutar otak 180 derajat dalam menelaah apa yang disampaikan oleh beliau. He he ^_^

Sabri AR
Beliau adalah mantan aktivis era 90-an. Beliau pernah menjabat sebagai ketua umum Badan kordinasi (badko) HMI Indonesia timur. Beliau tidak asing lagi bagi  mahasiswa UIN Alauddin Makassar karena beliau juga seorang yang aktif diberbagai forum-forum diskusi.
Saya yakin siapapun yang pernah menyaksikan beliau dalam menyampaikan materi-materinya pasti akan terkagum-kagum. Disamping materi yang disampaikan sarat akan ilmu, dalam penyampaianya juga sangat luar biasa karena beliau mahir dalam beretorika sehingga para pendengar terkesima dan larut dalam penyampaiannya. Saat beliau menerangkan, bahasanya, mimiknya, pokoknya hebat deh,.. subhanallah banget,…      

Abdul Gaffar
Kalau beliau ini sudah lama saya mengaguminya karena beliau adalah guru saya semenjak saya mondok di pesantren. Sewaktu di pesantren beliau sudah menunjukkan prestasinya yang luar biasa, beliau pernah meraih juara dua lomba baca kitab kuning seindonesia (tingkat nasional). Prestsinyapun berlanjut pada saat beliau melanjutkan pendidikannya di perguruan tinggi, beliau belum sampai pada tahap penyelesaian S1 tapi beliau sudah diangkat menjadi asisten dosen, sungguh luar biasa,…
Saat ini beliau sudah terdaftar sebagai dosen di fakultas Ushuluddin dan Filsafat UIN Alauddin Makassar. Beliau sebagai dosen ilmu hadis, sangat sesuai dengan bidang keilmuan beliau karena memang beliau mendalami hadis, mulai dari S1 sampai S3 beliau semuanya dibidang hadis.
Teman-teman mahasiswa memanggilnya “Ust Gaffar”, gayanya santai, terkadang bajunya dikeluarin, yaaaah, kalau dilihat dari segi penampilan beliau tidak terlihat kalau beliau itu adalah dosen hebat, tapi setelah beliau mengajar ternayata sangat luar biasa, seakan beliau mengetahui semua ilmu tentang hadis, membuat saya takjub akan ilmunya. Bukan saja saya yang menagakui kehebatan beliau, dekanku pun pernah secara terang-terangan menyampaikan di kelas sewaktu ia menagajar kalau memang beliau adalah sosok yang cerdas karena kebetulan juga dekan saya adalah dosen ilmu hadis dan pernah mengajar langsusng Ust Gaffar sewaktu beliau masih mahasiswa.

Hamdan Juhannis
Prof. Hamdan Juhannis, MA., Ph.D., Guru Besar Ilmu Sosiologi UIN Alaudin Makassar. Guru Besar Termuda sepanjang sejarah UIN Alauddin Makassar di usia 38 Tahun saat dikukuhkan pada Desember 2009 yang lalu. Luar biasa banget kan.? Yah. Tentu ini adalah prestasi yang sangat luar biasa, prestasi yang tidak sembarangan orang yang bisa meraihnya.
Mungkin beliau agak berbeda denga dosen yang lain. Beliau sosok yang menyenagkan, beliau selalu bersemangat dan berapi-api dalam menyampaikan materinya tapi terkadang juga beliau sisipi dengan candaan sehingga forum selalu terasa santai dan tidak tegang. Beliau salah satu dosen yang saya jadikan inspirasi, ingin juga rasanya seperti beliau yang sukses di usia muda, dan tentunya ini menjadi tantangan tersendiri buat saya, saat ini kalau saya hitung-hitung usiaku, yaah, bisalah seperti beliau (So Sweeet,…hehehe). Mungkin anda menertawakanku dan menganggap ini sebuah kemustahilan, tapi biarlah ini menjadi mimpiku, kita lihat saja nanti, saya tunggu tantangan anda, he he he,…

Zulfahmi Alwi
Memandang beliua saja sudah terpancar kalau beliau itu adalah dosen yang hebat, beliau seorang yang berwibawa dan kharismatik, selalu terlihat rapih dan bersih Beliau dikenal sebagai dosen yang tegas dan disiplin tapi bukan berarti beliau itu menakutkan, justru dengan ketegasan dan kedisiplinan beliau banyak yang mengaguminya karena beliau selalu memulai dari dirinya sendiri.
Di mataku beliau adalah sosok yang santun dan baik hati, patut untuk dijadikan sebagai contoh karena tidak semua dosen bisa kita contoh. Hmm,.. pokonya susah deh menemukan dosen seperti beliau. Beliau pernah berkata bahwa yang terpenting bukanlah memiliki usia yang panjang tapi bagaiman usia kita bisa memberi makna dan manfaat di sekitar kita, ujar beliau. Hanya kata-kata itu dari beliau yang masih saya ingat sampai sekarang, sebenarnya sudah pernah saya mendengar kata-kata itu tapi nanti saya betul-betul baru meresapinya ketika beliau mengungkapkannya, kalau selama ini hanya lewat-lewat saja di telingaku (masuk di telinga kiri  keluar di telinga kanan).
Saya semakin kagum kepada beliau ketika beliau menjadi pemateri di seminar kepemudaan yang diadakan oleh HMJ ku. Alumni pesantren Gontor ini dengan lugasnya menjelaskan materinya dengan luar biasa, diseminar itu beliau juga menceritrakan bagaimana perjuangan beliau di waktu masih menjadi mahasiswa, pokonya beliau bercerita banyak sehingga menimbulkan decap kagum. Banyak pelajaran dan motivasi yang saya petik dari penyampaian beliau itu dan tentunya saya tidak akan berdiam diri dan bersegera untuk mengaktualisasikannya. Keep hamasah,… ^_^    
Itulah beberapa dosen di kampusku yang saya kagumi. Saya sangat mengagumi mereka meskipun sebenarnya mereka tidak pernah tahu kalau saya mengaguminya. Semoga nantinya saya bisa seperti mereka karena memang menjadi dosen adalah cita-cita saya selama ini. Saya ingin seperti mereka, ingin menjadi motivator seperti pak wahyuddin halim, ingin berwawasan luas seperti pak Qasim Mathar, ingin hebat berbicara seperti pak Sabri, ingin seperti Ust Gaffar yang menguasai hadis nabi, ingin seperti pak Hamdan Juhannis yang sukses di usia muda dan ingin seperti pak Zulfahmi Alwi yang santun dan baik hati, bahkan saya ingin melebihi mereka semua, doakan yah kawan,…   
Dan untuk semua guruku mulai saya SD, SMP, SMA dan juga semua dosenku saat kuliah di UIN Alauddin Makasar, terimakasih banyak. Sungguh, apa yang kalian lakukan, apa yang kalian ajarkan tidak akan bisa dibalas dan juga diungkap oleh tulisan yang sederhana ini. Terimakasih karena telah menjadi bagian yang membuat diriku bisa menjadi seperti sekarang.

Maros, Sabtu 02-03-2013

Senin, 04 Februari 2013

My Favourite Film

Mungkin ada sebahagian orang yang beranggapan bahwa menonton film itu hanya membuang-buang waktu dan sia-sia saja. Tapi kalau menurut saya itu selamanya tidak benar juga, karena ada beberapa film yang justru memberikan efek negative, meberikan suatu pelajaran, motivasi, pencerahan dan masih banyak yang lain.
Anda mungkin sudah menonton film yang kemudian kalian sangat sukai, begitupun saya. Ada beberapa film yang sangat saya favoritkan, karena tidak hanya sekedar menghibur saja akan tetapi juga memberikan pesan-pesan dalam menjalankan kehidupan kita sehari-hari. Berikut ini film kesukaanku. ( curhat yeee,… ^_^ )
3 Idiots
Hampir mungkin kalian semua pernah menonton film ini. Karena ini memang adalah salah satu film Bolywood yang sangat populer yang dirilis pada tahun 2009 lalu. tapi saya baru menontonnya pada tahun 2011 lalu. Maklum pada saat itu saya masih dipesantren yang memang santri dilarang untuk menonton. Hehehe,….
Saya sangat suka film ini karena bertemakan tentang pendidikan dan tidak lupa dibumbuhi dengan romantisme. Film ini menceritakan bagaimana 3 orang mahasiswa yang berteman akrab yang sama-sama kuliah di salah satu perguruan tinggi Tehnik terbaik di India. Ketiganya yaitu Farhan, Raju, dan Rancho (Amir Khan).
Ada beberapa peristiwa yang mereka lakukan dan itu mengundang tawa, canda maupun tangis air mata, namun terlepas dari hal itu banyak pesan moral yang bisa kita ambil dari film ini. Salah satu diantaranya yang sampai sekarang saya masih ingat adalah:
“Jangan memperkosa ilmu pengetahuan, tapi nikmatilah dan fahamilah”
Menghafal mungkin menghemat waktu kita dikampus, tapi akan menyiksa kita seumur hidup. Menghafal hanya akan menambah beban otak dan tertekan, bahkan membuat fikiran buntu. Menghafal tanpa memahami berarti memperkosa ilmu pengetahuan. Bagaimana tidak, dengan menghafal hanya mempercepat kelulusan, tapi tidak pernah mengembangkan ilmu itu sendiri.
Taare Zameen Par
Satu lagi film india yang saya sangat sukai “Taare Zameen Par” Ini adalah merupakan film ke-dua yang dibintangi Amir Khan yang telah saya tonton. Saya memang ngefans sama Amir khan, Karena Amir khan selalu tampil dalam film-film yang inspiratif. kali ini Amir Khan hadir menjadi seorang guru yang memberikan motivasi kepada muridnya yang mengalami kesulitan dalam belajar.   
Film ini cocok ditonton untuk anak-anak, keluarga dan guru karena film ini mengajarkan moral yang baik. Seperti halnya film yang fenomenal 3 Idiots, film ini juga menceritakan mengenai pendidikan. Bercerita mengenai bagaimana seharunya menjadi orang tua yang baik. Mengajarkan bagaimana seharunya menjadi seorang guru mengajar murid-murid dan bagaimana seorang murid menemukan kemampuannya. Film ini mebuat wajah sangar saya terharu, hehehe,… Yang pasti film ini rekomendasi untuk ditonton. ^_^
Dari film ini saya suka pesan-pesan yang ingin disampaikan oleh Amir khan bahwa setiap anak memiliki kemampuan masing-masing. Mereka adalah khusus dan berbakat dengan cara mereka sendiri. Selain itu, orang tua harus tahu kondisi perkembangan anaknya. Jangan terlalu memaksakan kepada anaknya. Karena anak adalah hadia yg paling indah dari surga dan setiap anak itu spesial.       
Crazy Little Thing Called Love
Kalau untuk film ini bukan lagi film yang bertemakan tentang pendidikan tapi film yang murni bertemakan cinta,… ^_^ tapi bukan berarti tidak ada pelajaran lho yang bisa kita petik.
Film ini adalah film keluaran dari Thailand. Kalau untuk saya pribadi, sebenarnya saya lebih suka film drama cinta Thailand dari pada film drama korea, karena kalau untuk film Thailand itu tidak pakai waktu lama untuk menontonnya, biasanya durasinya hanya rata-rata dua episode saja. Berbeda dengan film korea yang membutukan waktu yang lama untuk di tonton habis, karena biasanya sampai 20 episode atau bahkan ada yang sampai 30 episode.
Film Crazy Little Thing Called Love berceritakan tentang seorang cewek bernama Nam yang berwajah jelek. terus dia diam-diam jatuh cinta sama kakak kelasnya yang bernama Shone seniornya di SMU. Shone adalah siswa tampan yang sangat terkenal di sekolah. Dengan keadaan itu, maka akan sangat sulit bagi Nam untuk mendapatkan cinta Shone. Hal tersebut diketahui oleh ketiga teman Nam. Mereka bertiga dengan berbagai tingkah konyol mereka berusaha untuk membantu Nam agar berhasil menarik perhatian Shone. Nah, akhirnya Nam bisa berubah menjadi gadis cantik yang saaangat cantiiiikkk,... saya saja sampai melotot..! Hwaaa hehehe,... ^_^  Saya cukup terkejut dan hampir tidak mengenali saat melihat perubahan fisiknya. Salut untuk teknis dan team make up nya.
Kalau anda menonton film ini mungkin sebagian besar kalian akan berkata “ini film saya banget deh,...” dan jangan keseringan senyum-senyum sendiri lho kalau lagi nonton film ini. Dua kemungkinan alasan kalau kalian memang pada senyum-senyum sendiri, pertama: senyum-senyum karena ada Shone atau Nam yang cute banget, kedua: senyum-senyum karena merasa bahwa beberapa adegan di film ini emang bener-bener kisah nyata di masa ABG anda. Hehehe,… ^_^
Di menit-menit akhir film itu adalah klimaksnya, disitu terungkap kalau sebenarnya mereka berdua itu saling suka satu sama lain,... cuma waktu yang tepat saja yang tidak mempertemukan mereka. Ceritanya ringan, menarik dan tidak membosankan. So sweeettt, aissshh,… Bener-bener wajib ditonton deh.!!!
Film ini bisa mengajarkan kita beberapa hal, beberapa yang saya tangkap, antara lain: Jangan mudah menyerah untuk mendapatkan apa yang kita inginkan; terkadang kita tidak pernah sadar segala sesuatu yang diinginkan sebenarnya sudah ada di depan mata kita, tapi dalam bentuk yang lain; dan jangan pernah menyesali segala usaha yang telah kita lakukan meskipun akhirnya tidak sesuai harapan, karena kita tidak pernah tahu apa yang Tuhan rencanakan di balik semua yang terjadi dalam hidup ini.
Negeri 5 Menara
Film ini bercerita tentang kehidupan 6 santri dari 6 daerah yang berbeda yang menuntut ilmu di Pondok Madani (PM), Ponorogo, Jawa Timur. Mereka semua memiliki impian untuk sukses dan bersekolah di negeri orang. Dan akhirnya mereka pun berhasil mewujudkan mimpinya dengan usaha yang keras. Saya cukup puas nonton film ini. Alur cerita yang menarik, humor yang ala pesantren banget, akting yang keren, bisa mainin emosi penonton juga (terutama saya).
Menonton film ini mengingatkan saya pada kenanganku saat masih menempu pendidikan di pesantren. Dan membuat saya rindu dengan masa-masa di pesantren. Hehehe,… Bayangan dan kenangan indah masa-masa di Pondok hadir kembali. Kini semuanya hanya dikenang dengan sambil tersenyum.
Banyak pelajaran dan motivasi yang bisa saya petik dari film ini. Persahabatan yang kuat juga menjadi kelebihan film ini. tidak hanya solid, tapi persahabatan mereka sangat positif. saling mendukung untuk berbuat baik, saling menghibur, dan saling mengingatkan jika ada kesalahan. para anak pesantren ini berusaha keras dalam mengejar cita-citanya masing-masing.
Itulah beberapa film yang saya suka, ini belum saya tulis semuanya. Sebenarnya masih ada beberapa film yang menginspirasi saya. Tentu saja semua itu tidak mungkin saya jabarkan dalam bentuk tulisan.
Mungkin anda juga sudah perna menonton semua film itu, kalau ada yang belum, saya sarankan untuk menontonnya karena banyak hal yang bisa kita ambil dari film-film tersebut.

Kamis, 31 Januari 2013

AKU DAN MIMPIKU


Mimpi-mimpi indah hanya akan menjadi mimpi indah saja tanpa kita mewujudkannya. Dari beberapa referensi ataupun pengalaman banyak orang sukses mereka rata-rata hanya bermula pada mimpi dan berani mewujudkannya. Betapa hebatnya mimpi itu. 
Saya yakin semua teman-teman pasti punya mimpi akan masa depan, ada target tertentu yang harus dicapai nantinya, seperti itupun saya, banyak hal-hal yang saya inginkan dimasa depanku kelak nanti. saya ingin begini, saya ingin begitu pokoknya banyak dech,..
Aku dan mimpiku adalah sebuah catatan yang memberikan motivasi kepada saya untuk berani mewujudkan impian dan cita-citaku. Berikut ini saya akan ceritrakan tentang saya dan gambaran saya tentang mimpi-mimpiku di masa depanku kelak nanti,…
Tentang pendidikanku kelak.
Saat ini saya sedang melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi tepatnya di UIN Alauddin Makassar, memang ini merupakan cita-cita saya semenjak duduk dibangku Madrasah Aliyah. Tapi cita-cita saya ini tidak sampai hanya disini, saya punya target bahwa saya harus bisa dapat pengalaman di Amerika Serikat yaitu melanjutkan kuliah S2 dan S3 disana karena tidak ada yang lebih indah di dunia ini selain melihat ayah ibuku bangga punya anak yang bisa meneteskan air mata...
Jasadku memang belum pernah ke Amerika tetapi jiwa dan semangatku telah lebih dulu ke sana. Mungkin Anda sama seperti teman-temanku yang lain, menganggap ini suatu kemustahilan, tapi bagiku ini adalah kenyatan yang harus saya wujudkan, walaupun tidak hari ini mungkin suatu saat nanti.
Akan tetapi sebelum saya berangkat kesana terlebih dahulu saya harus belajar bahasa inggris. Karena sampai hari ini cuma yes dan no yang saya tahu,… ^_^ kwkwkw,... Olehnya itu saya juga punya mimpi untuk berangkat ke Kediri untuk belajar bahasa inggris setelah saya sarjana nantinya.     
Tentang Pekerjaanku Kelak.
Karena saya bukan keturunan orang kaya, maka ke depannya saya harus bekerja keras. Saya ingin menjadi ayah yang bertanggung jawab atas istri dan anak-anakku.  Memenuhi semua kebutuhan istri dan membiayai semua pendidikan anak-anakku.
Tentang pekerjaanku kelak nanti, saya ingin jadi pengusaha sekaligus sebagai dosen. Pengusaha yang punya restoran yang dilengkapi dengan fasilitas wifi dan buku bacaan. Ingin juga punya mini market yang didalamnya dijual berbagai kebutuhan-kebutahan rumah tangga.
Menjadi dosen memang cita-cita saya selama ini. Tapi bukan karena prestasinya, melainkan karena tingginya tuntutan untuk harus selalu belajar jika menjadi seorang dosen. Karena sebagai seorang dosen, pengetahuan harus selalu di up date. Inilah alasan utamanya kenapa saya memilih menjadi dosen. Karena dengan menjadi dosen, saya akan terus terlecut untuk belajar dan belajar,….
Tentang pendampingku.
Saya selalu bermimpi, jika kelak di usia 26 tahun saya ingin menikah dengan istri yang saya sayangi dan sayang kepadaku. Saling menyemangati satu sama lain. Tak perlu yang kaya yang penting setia. Cantik bukan syarat utama, tapi bisa jadi bonus nilai plus untuk melengkapi rasa syukurku. Saya suka perempuan yang taat beragama. Taat kepada agama menunjukan kalau si istri juga mempunyai prinsip hidup yang baik dan yang dia tekuni.
Istri yang pengertian, bijaksana cerdas dan juga suka baca buku. Mau menerima saya apa adanya dan mampu saling menghargai. Bukan perempuan yang suka gosip sama tetangga. Saya juga suka perempuan yang pintar memasak agar supaya nantinya tidak perlu lagi ke warung, dan satu lagi, saya juga ingin dia mahir dalam mendidik anak-anakku kelak nanti. Ahhh…banyak sekali permintaanku. Apakah permintaanku ini mungkin akan ada pada satu orang? Semoga,… Amiiiiin,.. ^_^
Tentang anak-anakku.
Saya suka anak-anak. Sejak anak-anak hingga saat ini saya sangat suka pada anak-anak. mereka mengajariku untuk menikmati kehidupan, menjadi lebih bersemangat dan lebih ihklas dalam beraktivitas. Saya ingin punya anak 5, tiga laki-laki dan dua perempuan (hehehe banyak yaaa,..??) Kelima anakku nantinya saya sekolahkan di pesantren. Karena dengan sekolah di pesantren mereka diberi kesempatan untuk mengenal lebih dekat sumber ajaran agama Islam dan disamping itu mereka juga akan belajar hidup mandiri.
Tentang mimpi ini.
Hahaha…jika saya baca ulang, agak konyol juga apa yang saya tulis. Ini belum saya tulis semuanya. Ini Cuma sebagian kecil saja, masih banyak sebenarnya yang ingin saya tulis lagi, saya ingin bercerita dan menceritakan tentang mimpi-mimpiku. Siapa tahu ada yang punya mimpi sama dan mau merealisasikannya denganku. ^_^
Banyak orang yang kemudian berhasil meraih cita-citanya hanya berawal dari mimpi, betapa hebatnya mimpi ini, lagi-lagi hanya karena mimpi. Maka bermimpilah karena mimpi itu gratis,…

Jumat, 25 Januari 2013

Kuliah Hanya Sekedar Gaya Hidup


Melanjutkan pendidikan diperguruan tinggi adalah merupakan cita-cita setiap orang yang baru menyelesaikan pendidikannya di SMA dan sederajat. Merupakan kebanggaan tersendiri buat mereka dengan menyandang status sebagai mahasiswa. Karena menjadi seorang mahasiswa tentunya akan mengangkat derjatnya dan akan dipandang ditengah masyarakat. Tidak hanya mereka yang bangga dengan statusnya sebagai mahasiswa akan tetapi orang tuanya pun juga ikut merasa bangga ketika anaknya menjadi seorang mahasiswa. Ketika orang tuanya ditanya, “anaknya dimana bu?” Ibunya pun menjawab dengan biasa-biasa saja “Baru di SMP atau masih di SMA”, tetapi ketika anaknya beranjak dewasa, ketika ibunya ditanya “anaknya dimana bu? Dengan bangganya sang ibu menjawab “Anak saya kuliah di ....”.
            Itu juga sebenarnya yang saya rasakan dulu, pertama kali menginjakkan kaki dikampus UIN Alauddin Makassar, ada berbagai perasaan yang menyelimuti saya, senang, bangga dan tertantang. Senang karena bisa melanjutkan pendidikan di kampus UIN yang merupakan cita-cita saya waktu masih di MA, apalagi saya masuk di Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik yang notabenenya kata dosen adalah fakultas kaum intelektual. Bangga karena berhasil bersaing dengan ribuan calon mahasiswa yang bermimpi kuliah di universits islam negeri dan akhirnya saya juga lulus. Saya pun tertantang karena menjadi seorang mahasiswa itu bukan hal yang mudah, karena banyak amanah yang harus saya selesaikan, bukan hanya sekedar amanah dari orang tua akan tetapi juga amanah dari Tuhan. Identitas baru pun melekat dalam diri saya yaitu MAHASISWA. 
            Berbagai alasan-alasan atau tujuan yang di kemukakan sehinggah mereka masuk ke perguruan tinggi,  salah satu alasan yang paling mendasar yang terucap dari mulut mereka adalah supaya mudah untuk mendapatkan pekerjaan. Dengan kuliah tentunya akan mendapatkan pekerjaan yang lebih layak dan tentunya berbeda dengan mereka yang hanya tamat SD, SMP ataupun SMA. Sehingga prioritas utamanya bukanlah untuk menambah ilmu pengetahuan.
            Pada kenyataannya, itulah yang terjadi pada mahasiswa, tidak hanya sekedar untuk mendapatkan sebuah pekerjaan, jabatan ataupun kedudukan akan tetapi menjadi seorang mahasiswa adalah sebuah gaya hidup. Status sebagai mahasiswa adalah perubahan gaya hidup yang berbeda dengan yang lain, karena menurut mereka menjadi mahasiswa adalah gaya hidup yang dipandang sebagai gaya hidup kelas menengah atau bahkan kelas atas yang mampu mengkomsumsi produk gaya hidup modern. 
            Status mahasiswa sebagai kaum intelektual tidak berlaku lagi pada mereka. Masyarakat tidak memandang lagi mahasiswa sebagai pembela rakyat, pengontrol gerak pemerintah, dan aktivis perubahan (Agen of change). Posisi insan kampus ini mengalami titik kritis sehinggah posisinya semakin tidak jelas. Belum lagi media terutama Televisi menambah citra buruk mahasiswa yang dimana didalamnya mahasiswa seolah-olah menjadi obyek yang menarik untuk dijual. Mereka hadir dalam acara Reality Show, OVJ, EMPAT MATA dan lain-lainnya yang dengan lengkap memakai almamaternya, mereka biasa-biasa saja bahkan justru bangga karena bisa masuk Televisi.
            Dalam kisah sinetron juga misalnya, mahasiswa juga hanya sebagai obyek tontonan dan tertawaan masyarakat yang sama sekali tidak bisa disumbangsikan kepada masyarkat, mengangkat kisah kehidupan mahasiswa yang sibuk dengan urusan cintanya dengan drama yang berlebihan, dimana kampus hanya sebagai tempat pencarian pasangan, menjadi tempat aktivitas “cinta sempit” yang bernama “pacaran”, menonjolkan tampilan fisik, trendi-trendian dan gaul-gaulan. Sehingga apa yang terjadi adalah mahasiswa hanya dipandang sebagai mereka yang hanya mementingkan dan memikirkan dirinya sendiri. disisi lain mereka menangis dan bersedih ketika tidak mendapatkan pasangan, menjadikan kampus sebagai tempat bersenang-senang dan hura-hura, menyediakan waktu yang banyak di Mall, sehingga kampus pun menjadi sebagian dari gaya hidup.
            Apa yang terjadi saat ini pada mahasiswa, sungguh menjadi ironi. Gaya hidup mahasiswa sekarang terprosok kearah prinsip hidup hedonisme yang kalau boleh dibilang, justru menjerumuskan diri mereka pada jurang kapitalisme. Sifat acuh terhadap realitas sosial, pergaulan dan gaya hidup glamour yang mengikuti trend masa kini membuat mahasiswa menjadi apatis.
            Kegiatan yang diadakan oleh mahasiswa di kampus pun sudah jauh dari mencerahkan, kebanyakan kegiatan-kegiatan mereka terutama yang digarap oleh organisasi intra kampus lebih cenderung kepada hedonis, yang sama sekali tidak menuju kepada intelektual. Pentas musik, Pemilihan Putra Putri UIN adalah kegiatan-kegiatan yang hanya menonjolkan gaya hidup semata yang sama sekali tidak mengarah kepada hal-hal yang sifatnnya akademik dan ilmiah. Meskipun ada kegiatannya yang intelektual, seperti halnya seminar atau bedah buku, akan tetapi semua itu tidak mengarah kepada fungsi seminar sebagai tempat untuk tema-tema kritis dan mencerahkan, terutama berguna kepada perubahan sosial. Mereka yang hadir dalam seminar hanya sekedar mengadiri saja dan bahkan tujuan utamanya adalah untuk mendapatkan sertifikat.          
            Bermacam-macam sekarang aktivitas mahasiswa yang dapat kita jumpai, akan tetapi tidak jelas kemana arahnya. Mereka memang rajing datang ke kampus, mengisih daftar absen, duduk mendengarkan kuliah, tetapi kebanyakan dari mereka hanya duduk saja tanpa mengajukan satu pun pertanyaan.
            Mereka menghabiskan waktunya dengan berkumpul di kantin, atau duduk di tempat-tempat yang indah di kampus. Apa yang mereka bicarakan? Produk barukah? Teman atau pacar barukah? atau film drama cinta korea? Lalu kemudian berapa banyak waktu yang mereka sediakan untuk membaca, menulis dan kajian? Tentu kita masing-masing sudah tahu jawabannya. Sehingga budaya kritispun seakan lenyap dengan seiring berjalannya waktu.
            Inti dari tulisan ini sebanarnya adalah cuma ingin mengingatkan kepada teman-teman. Saya tidak bermaksud untuk menghakimi, karena sebenarnya teman-teman sudah tahu, hanya saja perlu direfleks kembali. Karena sesungguhnya mahasiswa adalah generasi pelanjut yang akan menggantikan mereka yang diatas, menggantikan mereka yang dipemerintahan, menggantikan mereka yang mengajar di kampus sebagai dosen, menggantikan mereka yang di mesjid sebagai imam dan sebagainya. Jikalau saat ini mahasiswa hanya tinggal diam, dan terlenah oleh kesenangan-kesenagan yang ditawarkan oleh kaum kapitalis, dan terbawa arus oleh gaya hidup modern, pastinya mimpi untuk memperbaiki negeri ini hanya sekedar di buah bibir saja, perubahan-perubahan yang diharapkan hanya sekedar hayalan saja, oleh karena itu, mahasiswa seharunya kembali kepada identitas dan fungsinya, budaya-budaya mahasiswa harus dikembalikan karena kemunduran kampus adalah kemunduran kemanusisaan.